kang Fu@d Nur' Blog

goResan sederhana,,,ku harap membekas dalam hatiku,,juga hatimu

Ketika Cinta Bertasbih (KCB) 2

Ketika Cinta Bertasbih 2

Oleh : Habiburrahman El Shirazy

Bagian 1

Bagian 2

Bagian 4

Bagian 5

Bagian 6

30 September 2010 Posted by | Novel | Tinggalkan komentar

Ayat-Ayat Fitna

Sekelumit Keadaban Islam Di Tengah Purbasangka

Oleh : M. Quraishihab

Ayat_Ayat_Fitna

30 September 2010 Posted by | Novel | Tinggalkan komentar

Aku Menggugat Akhwat dan Ikhwan

Novel Aku menggugat akhwat & ikhwan adalah novel yang menjadikan
transformasi dalam keberadaan novel-novel Islam.

untuk membaca dan mengetahui isi lebih lanjut silahkan double clik judul di bawah ini

dan ikuti petunjuknya.

Aku menggugat Akhwat dan ikhwan

Pengarang : Fajar Agustanto

27 September 2010 Posted by | Novel | Tinggalkan komentar

Lakukan yang Terbaik

Melangkah itu mudah, namun mencari arah itu yang susah
mencari jalan itu mudah, namun memahamidestinasi itu yang susah
namun DIA amat faham, bagi hamba-NYA.
DIA tidak meminta manusia menjadi yang terbaik, hanya perlu untuk melakukan yang terbaik
letakkan sandaran dan keyakinan penuh kepada-NYA.
DIA akan mengurus selebihnya
agar yang terbaik itu menjadi milik kita.

Kudus, Februari 2010

kang Fuad

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Nasehat

kesombongan
satu kata, hanya satu kata
satu kata yang menjadikan sifat pada dirinya merasa memiliki segalanya
satu kata yang membuat orang merasa…..
paling berkuasa, paling kaya, paling berjasa, paling benar, paling pintar, paling….paling….

tiadakah engkau berpikir betapa miskinnya dirimu, betapa bodohnya dirimu
betapa kecilnya dirimu, serta betapa asingnya dirimu

kita hanya seseorang yang berdiri…..
berdiri di dalam bumi yang begitu luas…..

bumi yang begitu kecil dibanding matahari
matahari yang begitu kecil dibanding langit
langit yang begitu kecil dibanding ars-NYA
kalau bumi saja merasa sekecil itu…. lantas
dimana kamu?????? seberapa besar engkau????

lihatlah orang-orang sekelilingmu
pedulilah kepada mereka
ulurkan tanganmu dengan penuh ketulusan

buang jauh2 penyakit itu
jadilah orang yang dapat hidup selamanya
dengan tetap berada dalam hati setiap manusia
karena ilmu dan amalmu

Kudus, April 10

kang Fuad

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

dimana Engkau

kucari,,,,
baru aQ mulai mencari…….

hai engkau……….

wanita yang menundukkan paras jk berjln
meski tersimpan berjuta kecantikan

engkau yang tiada sudi menampakkan
walau tersembunyi berjuta keindahan

engkau yang menyejukkan
siapapn yang memandang

kebersahajaan yang nampak
meski berlebih yang engkau miliki

dmn engkau
Wanita sholehah
bagai bunga yg cantik di tepi jurang,
indah dilihat namun
sulit tuk didapatkan……..


Kata2mu bagaikan mutiara…..
Sentuhanmu selembut sutra…….
Senyummu seindah bidadari …..
Kehadiranmu menyejukkan qolbu….

engkau mampu membuat dunia ini indah…..

kau tutup auratmu
kau jaga kehormatanmu

dimana engkau…..

(Kudus, 25 April 2010)

OLEH :kang Fuad

27 September 2010 Posted by | Goresan | 2 Komentar

Jangan kau Tukar

kenapa…..
engkau tak dihiraukan

apa tangismu tiada arti

apa deritumu cuma ilusi

katanya kejujuran itu perlu,,,,
kebijakan dan kearifan dibutuhkan….
engkau begitu jujur, bijaksana,, serta tulus

tapi banyak yang memandang sebelah mata

Ooooo kamu ternyata tidak memiliki apa yang selalu mereka lihat,
selalu itu yang mereka inginkan…

haruskah Q lepas smua….

biarlah kutukar
dengan apa yang sering mereka perhatikan
apa yang selalu mereka perebutkan

namun aQ mulai berpikir….
Pantaskah aku menukarnya????

tapi aku tiada memiliki apa yang mereka perhatikan……….
yang selalu mereka lihat, dan itu yang dipertimbangkan

jangan kau tukar…. akan aku tukar…. jangan…..

(Kudus, 10/05/2010: 23.00) by : Kang Fuad

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Pembelaan atasmu wahai Nabi

Duhai Nabi….

Mereka berniat mengaktualisasikanmu dengan goresan pena
Entah setan-setan mana yang mendorong hati dan pikiran mereka
Entah karena dasar niat apa yang ada dalam hati mereka

Duhai yang paling mulia pekertinya…

Aku tahu engkau tiada akan pernah tersinggung sedikitpun
Atas semua perilaku mereka
Atas segala tingkah mereka

Karena itu tiada sebanding atas betapa besarnya pintu maafmu
Atas mulianya pekertimu

Tapi sungguh aku tiada akan pernah menerima
Kuanggap engkau sebagai kekasih
Kutelusuri sunahmu untuk pedoman
Ku pelajari sirahmu untuk penuntun hidupku

Tidak,,,,, aku tidak akan pernah menerima
Atas perlakuan mereka
Terhadap MU

Oleh : kang Fuad

Kudus, 21/05/2010 (07:20)
Insp: “Berita Lomba Karikatur Nabi dalam Faceebook”

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Diamku

Rasulullah Bersabda:

“Ada dua golongan penduduk neraka yang sekarang saya belum melihat ke duanya. Yaitu wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang yang berlenggak lenggok dan memiringkan kepalanya seperti punuk unta di mana mereka tidak akan masuk surga bahkan mencium baunyapun tidak bisa”

(H.R. Muslim dan Ahmad)

Sekarang aku telah melihat mereka “yang berpakaian tetapi telanjang”

Namun…….. betapa lemahnya aku

Setiap waktu aku lihat mereka di depanku

Tapi, tetap saja aku diam membisu

Sungguh tiada sanggup Ku singgung hati dan perasaan mereka Dengan cegah lisanku

Namun takkan kubiarkan mereka Tiada pernah menikmati indahnya surga

Karena diamku

Kudus Agustus 10

kang Fuad

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Rintihan Hati

denyut masih berdetak
di dalam dada yang sll membara
penuh cinta dan kerinduan
tak tahan untuk dipendam lebih lama

duhai kekasih jiwa…
katakanlah!!
terang ta’kan terbenam
untuk cinta

duhai kekasih jiwa…
katakanlah!!!
malam ta’kan kelam
demi cinta
demi rasa
yang berkobar ta’ pernah padam
dengan api abadi
yang selalu menghangatkan
memeluk hati yang gundah
menahan rindu tak terbatas

duhai kekasih jiwa….
ingat aku
setiap kau beradu dengan waktu

ya…Allah
wahai pembolak-balik hati
tetapkanlah hati ini
di jalan-Mu
tiada daya dan upaya
kecuali atas kehendak-Mu

(Kudus, 25/05/10)

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Perempuan Jaman Doeloe

Lihatlah sekarang
puing budi berserakan
terdegradasi zaman

dengarlah…..dengar
putaran lagu-lagu
perempuan jaman dulu

tanpa lelah pundak mereka
tak payah tanpa upah
bergumul memercikkan bara
dalam tungku-tungku berasap

laju tetap beradu
tetap saja kencang,
walau jalan berbatu
menghias dunia
tanpa tampakkan muka
juga betis-betis mereka

Kudus (25/05/10)

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Sendiri Mengenangmu

Sore ini Q duduk seorang diri di Teluk Awur….
Hanya deburan ombak
dan semilir angin yang menemaniku,

ta’ terasa langit senjapun mulai menjingga..
disa’at sang mentari,
terbenam atas kuasa-NYA

menemani kesendirianku…
disa’at aQ mengenangmu

(J.p.r,/TA 31/07/10 insp: Dirimu )

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

antara Dia dan Aku

DIA….
pasti Dia memiliki semuanya,,,,
semua yang tiada ku miliki
DIA begitu sempurna,
AKU hanya seorang yang sederhana

AKU tidak akan membuat dirimu bingung dalam 2 pilihan
antara DIA dan AKU

jika engkau memilih, pilihlah DIA
karena AKU bukan pilihan

AKU akan tetap menjadi AKU karena AKU bukan DIA
AKU yang akan selalu mengenangmu

(Jpr, 02/08/10, ins: Kegundahan)

27 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Perbedaan Persepsi

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA
hal kepada 2 anak laki-lakinya :
– Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang
kepadamu.
– Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu  menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :  “Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak  boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar  sementara aku tidak boleh menagih”.  “Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko  dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja,  tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak”.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal  yang sama.
Jawab anak sulung :  “Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka  saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal  tidak susut”.
“Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang  dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko  sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.  Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah  toko yang lain tutup.”  “Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi  laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama”.

MORAL CERITA :

Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan  presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka  segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses  tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas  kita… pilihan ada di tangan anda.
‘Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa’

Oleh : Cerita Bijak

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

“Rumput Pasangan” (Waktu terus berjalan, tapi tidak pernah kembali)

Suatu hari, seorang guru dan seorang pemuda sedang duduk di bawah pohon di tengah lapangan rumput. Kemudian si pemuda bertanya …

Guru … saya ingin bertanya bagaimana cara menemukan pasangan hidup ? Bisakah membantu saya?

Guru diam sesaat kemudian menjawab …” Itu pertanyaan yang gampang – gampang susah ”

Pemuda itu di buat bingung oleh jawaban gurunya

” Begini … coba kamu lihat ke depan, banyak sekali rumput disana … coba kamu berjalan kesana
tapi jangan berjalan mundur, tetap berjalan lurus ke depan, ketika berjalan coba kamu temukan sehelai rumput yang paling indah kemudian berikan kepada saya .. tapi hanya sehelai rumput ”

Pemuda itu berjalan menyusuri padang rumput yang luas. Dalam perjalanan itu dia menemukan sehelai rumput yang indah namun tidak di ambilnya .. karena dia berfikir akan menemukan yang lebih
indah … dan tanpa pemuda itu sadari, ia telah sampai di akhir padang rumput. Pada akhirnya dia
mengambil sehelai rumput yang paling indah yang ada .. kemudian kembali ke Gurunya

Ini Guru” Saya tidak melihat ada yang spesial pada rumput yang ada di tanganmu ”

Dalam perjalanan saya menyusuri padang rumput tadi, saya menemukan beberapa helai rumput yang
indah, namun saya berfikir saya akan menemukan yang lebih indah dalam perjalanan saya. Tetapi
tanpa saya sadari saya telah berada di akhir padang rumput dan kemudian saya mengambil sehelai
rumput yang paling indah yang ada di akhir padang rumput itu karena Guru melarang saya untuk kembali

Guru menjawab dengan tersenyum ” Itulah yang terjadi di kehidupan nyata ”

* Rumput andaikan orang – orang yang ada di sekitarmu
* Rumput yang indah bagaikan orang yang menarik perhatianmu
* Padang rumput bagaikan waktu

” Dalam mencari pasangan hidup, jangan selalu membandingkan dan berharap bahwa ada yang lebih baik. Karena dengan melakukan itu … kamu telah membuang buang waktu … dan ingat Waktu Tidak Pernah Kembali ”

Duniaku Dalam Untaian Kata

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

Hidup = Anugerah

Hari ini sebelum  engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar – Ingatlah akan  seseorang yang tidak bisa berbicara.

Sebelum engkau  mengeluh mengenai cita rasa makananmu – Ingatlah akan seseorang yang  tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum engkau  mengeluh tentang suami atau isterimu – Ingatlah akan seseorang yang  menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau  mengeluh tentang hidupmu – Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat  pergi ke surga.

Sebelum engkau mengeluh  tentang anak-anakmu – Ingatlah akan seseorang yang begitu  mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

Sebelum engkau  bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau  menyapu lantai – Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di  jalanan.

Sebelum merengek karena  harus menyopir terlalu jauh – Ingatlah akan sesorang yang harus  berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau  lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu – Ingatlah akan para  penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan  pekerjaanmu.

Sebelum engkau  menuding atau menyalahkan orang lain – Ingatlah bahwa tidak ada  seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.

Dan ketika beban  hidup tampaknya akan menjatuhkanmu – Pasanglah senyuman di wajahmu dan  berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia  ini.

Hidup  adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah  itu.
NIKMATILAH  SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

gadis Buta

Ada seorang gadis buta  yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.

Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia  berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat  dunia.

Suatu  hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia  bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya.

Kekasihnya bertanya,  “Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?”  Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta.  Dia  menolak untuk menikah  dengannya.

Kekasihnya  pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk suratsingkat kepada gadis  itu, “Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya.”

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

Kisah Tukang Cukur (datangilah Tuhanmu)

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .

“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.

“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”

Jika Anda berpikir bahwa TUHAN ITU ADA, sampaikan cerita ini kepada orang lain. Semoga kita selalu mendapat kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Amien..

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

KISAH SEORANG IBU (renungan u sbuah profesi)

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah setengah baya. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore untuk menengok anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ”Wouw… hebat sekali putra ibu”, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak adik-adik nya?” ”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi terkemuka Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.” kata sang Ibu.

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi seorang petani?”

Apa jawab sang ibu..???

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab :
”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru saya SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”… Pemuda itu terbengong….

Hikmah yang bisa dipetik

Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting di dunia ini bukanlah SIAPAKAH KAMU? tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN UNTUK ORANG LAIN?”

O: Cerita Hikmah

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

kisah uang 1.000 vs 100.000

Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan kemudian, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :”Ya, ampiiiuunnnn. ………..darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan…… bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan …… Ada apa denganmu?”

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan

nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : “Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan kotoran ayam.

Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, d

ari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, lalu ke kantong kenek angkot. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ……”

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: “Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum.

Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm….dompetnya harum sekali. Setelah dari sana , aku lalu berpindah- pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan…… aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. . ”

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya : “Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!” “Apa itu?” uang seratus ribu penasaran. “Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana…..”uang seratus ribu pun diam tertegun tak bisa berkata-kata lagi….


23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

Dosa2 Kecil

Dua orang pendosa mengunjungi seorang saleh dan meminta nasihatnya. “Kami telah melakukan kesalahan”, kata mereka, “dan suara hati kami terganggu. Apa yang harus kami lakukan agar diampuni?”

“Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, anak-anakku”, kata orang tua itu.

Pria pertama berkata,”Saya melakukan suatu dosa berat dan mematikan.”

Pria kedua berkata,”Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan”.

“Baik”, kata orang tua saleh itu. “Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk sebuah dosa.”

Pria pertama kembali dengan memikul sebuah batu yang amat besar. Pria kedua dengan senang membawa satu tas berisi batu-batu kecil.

“Sekarang”, kata orang tua itu, “pergilah dan kembalikan semuanya ke tempat di mana kamu telah menemukannya.”

Pria pertama mengangkat batu itu dan memikulnya kembali ke tempat di mana ia telah mengambilnya. Pria kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah jumlah batu yang diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu-batu itu di dalam tasnya. Katanya, pekerjaan ini terlalu sulit.

“Dosa itu seperti batu-batu itu”, kata orang tua itu. “Jika seseorang melakukan suatu dosa berat, hal itu seperti sebuah batu besar dalam suara hatinya. Tetapi dengan penyesalan yang sejati kesalahan itu akan diampuni seluruhnya. Tetapi pria yang terus menerus melakukan dosa-dosa ringan dan ia tahu hal itu salah, akan semakin membekukan suara hatinya dan ia tidak menyesalinya sedikit pun. Maka ia tetap sebagai seorang pendosa.

“Maka ketahuilah anak-anakku”, saran orang saleh itu,”adalah sama pentingnya untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat.”

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | 1 Komentar

Keberanian Mengubah Hidup

HIDUP INI PENUH DENGAN KESEMPATAN KEDUA – ASAL SAJA ANDA MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MENGENALINYA DAN KEBERANIAN UNTUK BERTINDAK

IMPIAN Rachel Morado adalah bisa menyelesaikan pendidikannya. Pada umur 14 tahun dia terpaksa putus sekolah karena harus mengurus adik-adiknya. Perkawinan pada umur 16 tahun dan kelahiran enam orang anak semakin menjauhkan impiannya. Kemudian pada tahun 1983, pada umur 52 tahun, Rachel kembali menjadi murid di sekolah menengah yang sama di Kansas City, Mo., tempat anak-anaknya sendiri telah menamatkan belajarnya. Dua tahun kemudian dia tamat dan mengambil kursus untuk tes persamaan sekolah menengah atas. “Kembali ke sekolah memberiku rasa percaya diri,” kata Rachel. “Sekarang aku tahu bahwa aku bisa melakukan apa saja kalau pikirannku sudah mantap.”

Pada usia 30 tahun, Steve Richardson adalah seorang konsultan dengan bayaran tertinggi di perusahaan akunting yang terbesar di dunia. Tetapi jam-jam kerjanya panjang dan dia jarang bertemu dengan keluarganya. Lambat laun, Steve mulai mendambakan kehidupan yang lebih sederhana di pinggiran New England, tempat dia dibesarkan. Pada suatu hari ketika dia duduk dalam kendaraan di tengah lalu lintas New Jersey yang padat, dia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan “kembali ke kehidupan kota kecil”. Sebagai pemilik perusahaan mainan teka-teki gambar potong di Norwich, Vt., dia menerima sebagian dari keuntungan yang diperolehnya sebagai eksekutif perusahaan, tetapi bukan hanya itu yang diterimanya. “Ada hal-hal yang lebih penting daripada uang,” kata Steve.

Pada suatu saat dalam hidup kita, hampir semua dari kita mendambakan kesempatan kedua untuk melakukan satu hal yang kita impi-impikan, tetapi tidak pernah berbuat untuk mengusahakannya. Namun hampir semua dari kita tidak ingin membuat lompatan menyeberangi jurang yang memisahkan impian dengan perbuatan.

Selalu akan ada orang yang memperingatkan kita bahwa kita akan gagal pada ini atau itu. Pertanyaaan yang terpenting untuk diajukan bukan apakah aku akan gagal, tetapi apakah akan berhasil mencapai hasil?

“Mudah sekali menghindari kegagalan,” kata pendeta Kansas City, Eugene Brice. “Saya tidak pernah kalah dalam pertandingan tenis. Tidak pernah kalah dalam memperebutkan jabatan di kantor pemerintah. Tidak pernah tercekik ketika sedang menyanyi solo. Itu karena saya tidak pernah mencoba hal-hal itu. Hanya orang yang mencoba sesuatu sajalah yang menghadapi resiko gagal.”

Bagaimana kita melatih diri sendiri untuk melihat dan bertindak pada kesempatan kedua dalam hidup? Di bawah ini, dari para ahli dan orang yang mencari kesempatan kedua, ada enam petunjuk:

1. Jangan remehkan impian Anda. Charlie Barsotti melewatkan masa kanak-kanaknya di Texas dengan menggambar kartun dan bercita-cita menjadi kartunis profesional. “Tapi setelah saya dewasa,” katanya,”rasanya ini tidak seperti pekerjaan yang sesungguhnya.” Maka Charlie bekerja sebagai anggota staff di sebuah pusat rehabilitasi anak yang terganggu mentalnya, dan menggambar kartun sebagai hobi.
Walaupun demikian, kepala sekolah lebih serius memperhatikan gambar Charlie – dan meminjaminya ongkos pesawat ke New York supaya dia bisa memperlihatkan kartunnya kepada beberapa editor majalah. Setelah Pageant membeli beberapa idenya, Charlie pulang untuk mengembangkan tekniknya. Sekarang kartun-kartunnya dimuat dalam penerbitan seperti New Yorker dan USA Today
Carol Wall, seorang manager di perusahaan konsultan bank Midwest, ketika masih remaja mendapat kegagalan karena giginya jelek, dan merasa bahwa gigi jelek bukan hal yang cukup gawat untuk diresahkan, namun jauh di lubuk hatinya Carol merasa prihatin. Kemudian setelah ulang tahunnya yang ke-43, dia memutuskan untuk mendapat perawatan gigi. Selain penampilannya yang lebih baik, Carol mendapat bonus tambahan: “Menciptakan senyuman baru pada umurku sekarang memperlihatkan kepadaku bahwa aku bisa mengendalikan hidupku dan aku punya kekuatan untuk mengubah apa yang tidak kusukai.”

2.Jangan sekali-kali mengatakan itu sudah terlambat. Al Comley menunggu 30 tahun untuk mendapatkan kesempatan kedua. Pada tahun 1935, dalam umur 19 tahun, dia masuk sekolah bisnis dan pelajaran yang paling disukainya adalah bidang penjualan. Tetapi ketika itu adalah zaman depresi, dan setelah tamat, Al mengambil pekerjaan pertama yang didapatnya – bagian pemesanan di sebuah perusahaan makanan. Beberapa kali selama bertahun-tahun, Al berpikir ingin pindah ke bagian sales, tetapi tidak pernah dilakukannya. Akhirnya, pada umur 53 tahun, dia bertindak untuk mencapai impiannya: Al pensiun lebih awal dan menjadi agen asuransi. “Seharusnya saya masuk bagian sales lebih awal,” katanya. “Tapi sekurang-kurangnya saya tidak menunggu selamanya,” Pada umur 70 tahun, sekarang Al bekerja untuk Fuller Brush dan mempunyai wilayah dengan 300 pelanggan.
“Stereotip sudah tidak cocok lagi.” kata Bernice Neugarten, profesor pendidikan dan sosiologi di Universitas Northwestren, dan seorang ahli terkemuka di bidang penuaan. “Tiga puluh tahun yang lalu, orang diharapkan melakukan hal-hal tertentu pada tahap-tahap tertentu dalam hidup mereka. Pada zaman sekarang, daur kehidupan jauh lebih lentur dan kita lebih terbuka terhadap perubahan pada usia berapa saja.”

3.Taklukkan gunung Anda setahap demi setahap. Seperti banyak perenang pertandingan yang masih muda, John Nader mendambakan untuk bertanding dalam Olimpiade. Kemudan pada tahun 1972, sementara menonton Olimpiade di TV, perenang SMA ini mulai bertanya-tanya dalam hati berapa banyak dia harus mengningkatkan kemampuannya untuk bisa menjadi peserta Olimpiade. Menurut perhitungannya, dia harus menurunkan waktunya empat detik dalam empat tahun.
Mula-mula, rasanya ini mustahil – sampai John memperhitungkan bahwa kalau dia berlatih sepuluh bulan setiap tahun, dia hanya akan mengurangi waktunya sepersepuluh detik per bulan dari yang empat detik, dan akan berhasil menjadi peserta Olimpiade 1976. Maka tepat itulah yang dilakukannya.
Kata Steven Danish, ketua jurusan psikologi di Virginia Commonwealth University, “Dengan memecah-mecah sasaran menjadi bagian-bagian yang bisa dicapai, kita meningkatkan keuntungan dalam pendapatan jangka pendek, dan kita menurunkan harga yang harus dibayar dalam upaya mencapainya.”

4.Bersedialah melakukan tukar-menukar. Don Campbell mengambil alih usaha pemakaman keluarga di Beaver Falls, Pa., setelah ayahnya meninggal, mengakhiri impiannya tentang karier sebagai penerbit. Kemudian, sepuluh tahun kemudian, setelah menyerahkan usaha kepada adiknya, Don sekeluarga pindah ke Midwest dan dia masuk ke Sekolah Jurnalistik di Universitas Missouri. “Saya harus pinjam uang untuk menyelesaikan studi,” dia menceritakan kembali. Hari ini, setelah 30 tahun dalam jurnalistik dan periklanan, Don menerbitkan buletin bisnis. “Saya tidak pernah menghasilkan uang sebanyak yang saya dapat dalam bisnis pemakaman,” dia mengakui. “Tapi saya telah mencapai impian saya, dan itu membuat saya bahagia.”
Seseorang mengatakan kepada saya lama berselang bahwa kalau kita bekerja cukup keras, maka kita akan mendapatkan apa saja yang kita inginkan. Tetapi kita tidak bisa memiliki segala-galanya, secara sekaligus. Yang penting adalah mengetahui bahwa dalam setiap kesempatan kedua akan ada tukar-menukar – dan lebih sering kita harus membuat pengorbanan.
Alan Marlatt, seorang ahli psikologi Universitas Washington, menyarankan untuk menuliskan konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang dari setiap kesempatan kedua yang kita hadapi. “Tentukan mana yang positif dan mana yang negatif,” dia menyarankan, “dan pertimbangkan perbedaannya. Dapatkah Anda hidup dengan yang negatif? Ini akan membantu Anda menghadapi kegagalan.

5.Bersedia untuk berubah. Dua puluh tiga tahun yang lalu, Bill Moores adalah seorang pecandu minuman keras berumur 28 tahun yang menganggur dan telah menjalani 50 pekerjaan setelah tamat SMA. Kemudian dia mendapatkan dirinya dalam unit rehabilitasi alkohol di Cleveland. “Saya membuat setiap orang di sana kerepotan, terutama seorang tua ini. Akhirnya, pasien lainnya mengatakan kepada saya supaya tidak mengganggu orang itu. ‘Kau orang pertama yang kutemui dan begitu brengsek sehingga tidak seorangpun menyukaimu,’ katnya pada saya.”
Komentar ini mengetuk hati Bill. “Tiba-tiba saya sadar,” katanya, “bahwa sayalah orang yang harus mengurus diri saya sendiri, dan bahwa saya punya kekuatan untuk berubah. Pada saat itu juga saya bertekad untuk berhenti minum minuman keras dan membuat diri saya berarti.”
Bill masuk program alkoholisme. Kemudian dia mendapat pekerjaan sebagai salesman dan membuktikan bahwa dia bisa bertahan tanpa minuman keras dan sanggup bekerja keras. Pada tahun 1983 dia menjadi direktur dan pemilik perusahaan investasi real-estate bernilai $3 juta. Dia juga punya istri dan keluarga yang dulu dikiranya tidak akan bisa dicapai – semua ini karena dia bertekad bahwa dia bisa berubah dan bahwa kesepatan kedua mungkin terjadi. “Saya tidak ingin menukarkan apa pun yang pernah terjadi dalam hidup saya,” kata Bill sekarang, “tidak satu pun dari rasa sakit yang saya alami, sebab hal itu membantu saya melihat bahwa tidak ada batas terhadap apa yang bisa kita lakukan, asalkan kita bersedia berubah.”
Kita semua pernah kenal dengan tukang mengeluh yang kronis, yang meratapi pekerjaan mereka, perkawinan mereka atau kehidupan pada umumnya. Tetapi saya tidak pernah melihat ada tukang mengeluh seperti itu yang melakukan sesuatu yang konstruktif untuk mengubah apa yang membuat mereka tidak bahagia. Mendapat kesempatan kedua berarti bahwa kita yakin berubahan bisa kita raih – dan bahwa kita akan memetik keuntungan dari perubahan itu.

6. Jangan mau menerima jawaban tidak – bahkan dari diri Anda. Seorang wanita dari Kansas City pernah menceritakan kepada saya bagaimana dia menderita karena rasa malu yang dirahasiakannya: dia adalah seorang dewasa yang buta huruf. Setelah anak perempuannya lahir, rasa malu wanita ini makin meningkat. Sebagai seorang ibu dia tidak bisa membacakan buku kepada anaknya! Kemudian dia melihat iklan TV untuk program pemberantasan buta huruf lokal. “Mula-mula saya begitu takut untuk ikut ambil bagian,” katanya mengakuinya. Tetapi akhirnya dia mengatasi rasa takutnya diketahui umum, dan dengan jari gemetar dia memutar telepon. Dia tidak mau menerima jawaban tidak – bahkan dari dirinya sendiri.
“Alangkah jauh berbeda segala-galanya sekarang!” katanya, setahun setelah memulai pelajarannya. “Saya bisa membacakan cerita kepada anak saya, dan saya tidak takut lagi kalau surat-surat dari pos datang.”
Saya teringat kepada sebuah poster dari masa bertahun-tahun yang lalu: “Kau tidak bisa menyeberangi jurang dengan langkah setengah-setengah.” Pada beberapa tempat, kita harus melompat. Joyce Brothers menyebut ini “bujukan untuk komitmen total”. Dan sesuatu yang hebat akan terjadi begitu kita melakukan komitmen ini. Kita mulai melihat pemecahan, menemukan cara dan sarana yang sebelumnya tidak tertangkap oleh perhatian kita. Dalam The Big Swich, buku karyanya mengenai perubahan karier ini, Rochelle Jones menekankan: “Kalau kau bisa memimpikannya, mulailah. Kalau kau bisa membayangkannya, teruskanlah. Komitmen dan bayangan (vision) membentuk momentumnya sendiri, yang mendatangkah akhir yang berhasil.”

Hidup ini penuh dengan kesempatan kedua bagi kita semua, untuk mencapai hasil dalam apa yang kita lakukan, untuk mengubah kegagalan menjadi sukses melalui sesuatu usaha baru atau sikap yang berbeda. Kita tidak perlu membatasi diri sendiri. Yang kita perlukan untuk menghadapi kesempatan kedua adalah kemampuan mengenalinya dan keberanian untuk bertindak.

~ Barbara Bartocci ~

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

Garam dan Telaga

Suatu ketika hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,
datanglah seorang anak muda yangs edang dirundung masalah. Langkahnya gontai dan
air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak
bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya.
Pak tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu
mengambil segengam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas
air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “coba
minum air ini, dan katakan bagaimana rasanya..”ujar pak tua itu.
“asin. Asin sekali!” jawab sang tamu sambil meludah kesamping.
Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya untuk berjalan
ketepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Pak tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu.
Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk aduk dan tercipta
riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba ambil air dari telaga
ini, dan minumlah.” Saat tamu itu selesai mereguk air itu, pak tua
berkata lagi “Bagaimana rasanya?”
“biasa saja. Segar..” jawab tamunya. “apakah kamu merasakan garam dalam
air itu?” tanya pak tua lagi. “tidak” jawab sai anak muda.

Dengan bijak pak tua mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping
telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya
segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu
adalah sama, dan memang akan tetap sama.

“tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah
yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat
kita meletakkan segalanya. Itu semua tergantung pada hati kita. Jadi
saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu
hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dada mu menerima semuanya.
Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

“Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah
tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti
gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Blog: Bunga Kehidupan

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

Batu Besar

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat dia berdiri di depan kelas dan berkata, ““Okay, sekarang waktunya untuk quiz.” Kemudian dia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas,”Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”

Semua siswa serentak menjawab,”Ya!”

Dosen bertanya kembali,”Sungguhkah demikian?”
Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian sekali lagi ia bertanya pada kelas,”Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab,”Mungkin tidak.”

“Bagus sekali,” sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekarung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya pada kelas,”Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”

“Belum!” Sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata,”Bagus. Bagus sekali.”
Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, ”Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?”

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata,”Maksudnya adalah tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya.”

“Oh, bukan,” sahut dosen, “Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan “batu besar” terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.”

Apa maksud “batu besar” dalam hidup anda? Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekejaan yang anda cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan “Batu Besar” pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri sendiri: “Apakah “Batu Besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.

saduran ..

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | 1 Komentar

Kisah Sepotong kue

Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tersebut. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara. Lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka.

Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si pencuri kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itu sempat berpikir: “kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!”.

Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa diwajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir: “Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”.

Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela nafas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si “Pencuri tak tahu terima kasih”.

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, ia menahan nafas dengan kaget. Di situ ada kantong kuenya, di depan matanya!!!

Koq milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dialah pencuri kue itu!

Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang slalu salah

Orang lainlah yang patut disingkirkan

Orang lainlah yang tak tahu diri

Orang lainlah yang berdosa

Orang lainlah yang slalu bikin masalah

Orang lanlah yang pantas diberi pelajaran

Padahal

Kita sendiri yang mencuri kue tadi

Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih

Kita sering, mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain.

Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

http://aslamiyah.cybermq.com/post/detail/10466/kisah-sepotong-kue


23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | Tinggalkan komentar

4 lilin

Ada 4 lilin yang menyala,
Sedikit demi sedikit habis meleleh.

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka

Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:“Aku adalah Cinta” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

Jangan takut,
Janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

Akulah H A R A P A N.

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.
yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

Sumber : bluefame.com

23 September 2010 Posted by | Cerita Bijak (Motivasi) | 1 Komentar

Tahajjud

saat kesunyian malam nan pekat….

akupun terbangun,, entah ketidak sengajaan,,,, entah karena kegelisahan dalam hati… atau karena rinduku kepadaMU….

aku paksa-paksakan mata ini,,, tubuh ini… diri ini. berjalan dalam gelap, gemercik air seakan memecah keheningan malam. dinginnya begitu menyegarkan jiwa. ketika mulut, wajah, tangan, kepala, telinga pula kakiku bercengkerama dengan dinginnya, dengan segarnya… dalam rangkaian ritual dalam rangka mensucikan diri dari kotoran-kotoran pula “najis” yang ada…yang selama ini menempel dalam diriku, dalam hatiku….smoga terkikis,, terkikis,,,dan hilang……

syukur tak hentinya kuucap….walau ketiadasengajaan membangunkanku untuk senantiasa merapatkan keningku, bersujud kepadaMU. telinga ini pernah mendengar, mata ini sempat melirik, mulut gaguku pernah berucap firmanMU bahwa “akan Engkau turunkan rahmatmu, Engkau kabulkan do’a orang-orang yang sudi memohon kepadaMU” ” ‘ud’unii, istajib lakum” itu janjiMU.

dengan segala kepasrahan dan segenap kerendahan diriku…..ku do’akan diriku sendiri,,dirinya,,,orang-orang yang ada di sampingku, di sekitarku,,, juga mereka semua…

“semoga kami selalu dalam jalanMu, tuk menggapai rahmat dan ridloMU”

aku berharap smoga malam ini berulang kembali,,, di malam-malam berikutnya…

tak jarang nikmatnya tidur telah melalaikanku meraih kemuliaan

di dalam hidup ini, menggapai kenikmatan-kenikmatan dalam kekalnya syurgaMU.

Aku………

diriku…….

bangunlah dari tidurmu

ada sesuatu yang lebih baik daripada tidurmu

akan engkau peroleh kemulian-kemulian

dalam “Tahajjud”mu

Jepara, 22 September 2010

by

KangFu@d

22 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

“Virus” anugerah-MU

“Ya Rabb………

kenapa aku selalu memikirkannya

mengapa memori ini selalu mengingatnya….

rasa apa yang telah engkau hujamkan di dalam hatiku,

inikah, “Virus Merah Jambu” yang biasa menyerang hati para pemuda…

jika memang benar ini anugerah cinta dariMU

aku ingin mencintainya karena-MU

dan tanamkan pula dalam hatinya

rasa cinta kepada diriku karena diri-MU

Amin:)

Jepara, 20 September 2010, Oleh: kangFu@d

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Sajak Suara

sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku

suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!

sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?

sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan

~KH. Mustofa Bisri~

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | 1 Komentar

Buron

baju lain
celana lain
potongan rambut lain
buku yang dibaca lain
bahan percakapan lain
nama lain
identitas lain
ekspresi lain
menjadi
diri
sendiri
adalah tindakan
subversi
di negeri ini
maka
selalu siaga
polisi
tentara
hukum dan penjara
bagi siapa saja
yang menolak
menjadi orang lain

~KH. Mustofa Bisri~

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

Stasiun

kereta rinduku datang menderu
gemuruhnya meningkahi gelisah dalam kalbu
membuatku semakin merasa terburu-buru
tak lama lagi bertemu, tak lama lagi bertemu

sudah kubersih-bersihkan diriku
sudah kupatut-patutkan penampilanku
tetap saja dada digalau rindu
sabarlah rindu, tak lama lagi bertemu

tapi sekejap terlena
stasiun persinggahan pun berlalu
meninggalkanku sendiri lagi
termangu

~KH. Mustofa Bisri~

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

Gelisahku

kereta rinduku datang menderu
gemuruhnya meningkahi gelisah dalam kalbu
membuatku semakin merasa terburu-buru
tak lama lagi bertemu, tak lama lagi bertemu

sudah kubersih-bersihkan diriku
sudah kupatut-patutkan penampilanku
tetap saja dada digalau rindu
sabarlah rindu, tak lama lagi bertemu

tapi sekejap terlena
stasiun persinggahan pun berlalu
meninggalkanku sendiri lagi
termangu

~KH. Mustofa Bisri~

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

Kaum Beragama Negeri Ini

Tuhan,
lihatlah betapa baik
kaum beragama
negeri ini
mereka tak mau kalah dengan kaum
beragama lain
di negeri-negeri lain.
Demi mendapatkan ridhomu

color=”#000000″>mereka rela mengorbankan

saudara-saudara mereka
untuk merebut tempat
terdekat disisiMu

mereka bahkan tega menyodok
dan menikam hamba-hambaMu sendiri
demi memperoleh RahmatmMu
mereka memaafkan kesalahan dan
mendiamkan kemungkaran
bahkan mendukung kelaliman
Untuk membuktikan
keluhuran budi mereka,
terhadap setanpun
mereka tak pernah
berburuk sangka

Tuhan,
lihatlah
betapa baik kaum beragama
negeri ini
mereka terus membuatkanmu
rumah-rumah mewah
di antara gedung-gedung kota
hingga di tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah
dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan namaMu

menambah segan
dan keder hamba-hamba
kecilMu yang ingin sowan kepadaMu.

color=”#000000″>NamaMu mereka nyanyikan dalam acara

hiburan hingga pesta agung kenegaraan.
Mereka merasa begitu dekat denganMu
hingga masing-masing
merasa berhak mewakiliMu.

Yang memiliki kelebihan harta
membuktikan
kedekatannya dengan harta
yang Engkau berikan
Yang memiliki kelebihan kekuasaan
membuktikan kedekatannya dengan
kekuasaannya yang Engkau limpahkan.
Yang memiliki kelebihan ilmu
membuktikan
kedekatannya dengan ilmu
yang Engkau karuniakan.

Mereka yang engkau anugerahi
kekuatan sering kali bahkan merasa
diri Engkau sendiri
Mereka bukan saja ikut
menentukan ibadah
tetapi juga menetapkan
siapa ke sorga siapa ke neraka.

Mereka sakralkan pendapat mereka
dan mereka akbarkan
semua yang mereka lakukan
hingga takbir
dan ikrar mereka yang kosong
bagai perut bedug.
Allah hu akbar walilla ilham.

Oleh : M. B isri

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | 1 Komentar

di Arafah

Terlentang aku
seenaknya dalam pelukan bukit-bukit
batu bertenda langit biru,
seorang anak entah
berkebangsaan apa
mengikuti anak mataku
dan dalam
isyarat bertanya-tanya
kapan Tuhan turun?
Aku tersenyum.
Setan mengira dapat mengendarai
matahari,
mengusik khusukku apa tak melihat
ratusan ribu hati putih
menggetarkan bibir,
melepas dzikir,
menjagamu
dari jutaan milyar malaikat
menyiramkan berkat.
Kulihat diriku
size=”2″>terapung-apung
dalam nikmat dan sianak
entah berkebangsaan apa
seperti melihat arak-arakan
karnaval menari-nari
dengan riangnya.

Terlentang aku
satu diantara jutaan tumpukan
dosa yang mencoba menindih,

akankah
kiranya bertahan dari banjir
air mata penyesalan
massal ini

Gunung-gunung batu
menirukan tasbih kami,
pasir menghitung wirid kami
dan sianak
yang aku tak tahu
berkebangsaan apa
tertidur dipangkuanku
pulas sekali

Oleh : Musthofa Bisri

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

bagi MU

Bagimu kutancapkan kening kebanggaanku pada
rendah tanah,
telah kuamankan sedapat mungkin
maniku,
kuselamat-selamatkan Islamku
kini dengan
segala milikMu ini
kuserahkan kepadaMu Allah
terimalah.

Kepala bergengsi yang terhormat ini
dengan kedua
mata yang mampu menangkap
gerak-gerik dunia,
kedua telinga
yang dapat menyadap kersik-kersik
berita,
hidung yang bisa mencium wangi parfum
hingga borok manusia,
mulut yang sanggup menyulap
kebohongan jadi kebenaran

seperti yang lain hanyalah
sepersekian percik tetes anugrahMu.

Alangkah amat
mudahnya Engkau
melumatnya Allah,
sekali Engkau
lumat terbanglah cerdikku,
terbanglah gengsiku
terbanglah kehormatanku,
terbanglah kegagahanku,
terbanglah kebanggaanku,
terbanglah mimpiku,
terbanglah hidupku.

Allah,
jika terbang-terbanglah,
sekarangpun aku pasrah,
asal menuju haribaan rahmatMu

Oleh : Musthofa Bisri/ Gus Mus

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

di Pelataran AgungMU nan Lapang

Di pelataran agungMu
nan lapang kawanan burung merpati
sesekali sempat memunguti butir-butir
bebijian yang Engkau tebarkan
lalu terbang lagi
menggores-gores biru langit
melukis puja-puji
yang hening

Di pelataran agungMu
nan lapang aku setitik noda
setahi burung merpati menempel pada pekat
gumpalan yang menyeret warna bias kelabu
berputaran mengatur
melaju luluh dalam gemuruh
talbiah, takbir dan tahmit
Dikejar dosa-dosa
dalam kerumuman dosa
ada sebaris doa
siap kuucapkan
lepas terhanyut air mata
tersangkut di kiswah nan hitam

Di pelataran agungMu
nan lapang
aku titik-titik tahi merpati
menggumpal dalam titik noda berputaran,
mengabur, melaju, luluh
dalam gemuruh talbiah,
takbir dan tahmit
mengejar ampunan dalam lautan
ampunan
terpelanting dalam qouf dan roja.

~KH. Mustofa Bisri~

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

Sujud

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah
sedang wajahmu yang bersih sumringah
keningmu yang mulia
dan indah begitu pongah
minta sajadah
agar tak menyentuh tanah.

Apakah kau melihatnya
seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu
dengan congkak,
tanah hanya patut diinjak,
tempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh hanya jadi lahan
pemanjaan nafsu
serakah dan tamak.

Apakah kau lupa
bahwa tanah adalah bapak
dari mana ibumu dilahirkan,
tanah adalah ibu yang menyusuimu
dan memberi makan
tanah adalah kawan yang memelukmu
dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang
menuju keabadian.

Singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu,
ratakan heningmu,
tanahkan wajahmu,
pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih

Apakah kau melihatnya
seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu
dengan congkak,
tanah hanya patut diinjak,
tempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh hanya jadi lahan
pemanjaan nafsu
serakah dan tamak.

Apakah kau lupa
bahwa tanah adalah bapak
dari mana ibumu dilahirkan,
tanah adalah ibu yang menyusuimu
dan memberi makan
tanah adalah kawan yang memelukmu
dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang
menuju keabadian.

Singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu,
ratakan heningmu,
tanahkan wajahmu,
pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih

Oleh : Musthofa Bisri

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

Aku tak bisa lagi menyanyi

“Bagaimana aku bisa menyanyi?
Aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka
Aku tak bisa mengadukan duka pada duka
Mengeluhkan luka pada luka

Senar gitarku putus
Dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi
Dan langitpun seolah muak dengan lagu-lagu bumi yang sumbang

Ah maaf sayang, aku tak bisa lagi menyanyi
Bersamamu atau sendiri
Entah jika tiba-tiba Nabi Daud datang
Membawa seruling ajaibnya..”

~KH. Mustofa Bisri~

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

KALAU KAU SIBUK KAPAN KAU SEMPAT***

Kalau kau sibuk berteori saja
Kapan kau sempat menikmati mempraktekkan teori?
Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja
Kapan kau sempat memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja
Kapan kau sempat menikmati hidup?
Kalau kau sibuk menikmati hidup saja
Kapan kau hidup?

Kalau kau sibuk dengan kursimu saja
Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?
Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja
Kapan kau menyadari joroknya?

Kalau kau sibuk membodohi orang saja
Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?
Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja
Kapan orang lain memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja
Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?
Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja
Kapan kau pintar?

Kalau kau sibuk mencela orang lain saja
Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?
Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja
Kapan kau menyadari celamu sendri?

Kalau kau sibuk bertikai saja
Kapan kau sempat merenungi sebab pertkaian?
Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja
Kapan kau akan menyadari sia-sianya?

Kalau kau sibuk bermain cinta saja
Kapan kau sempat merenungi arti cinta?
Kalau kau sibuk merenung arti cinta saja
Kapan kau bercinta?

Kalau kau sibuk berkutbah saja
Kapan kau sempat menyadari kebijakan kutbah?
Kalau kau sibuk dengan kebijakan kutbah saja
Kapan kau akan mengamalkannya?

Kalau kau sibuk berdzikir saja
Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikiri?
Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja
Kapan kau kan mengenalnya?

Kalau kau sibuk berbicara saja
Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?
Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja
Kapan kau mengerti arti bicara?

Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja
Kapan kau sempat berpuisi?
Kalau kau sibuk berpuisi saja
Kapan kau akan memuisi?

(Kalau kau sibuk dengan kulit saja
Kapan kau sempat menyentuh isinya?
Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja
Kapan kau sampai intinya?
Kalau kau sibuk dengan intinya saja
Kapan kau memakrifati nya-nya?
Kalau kau sibuk memakrifati nya-nya saja
Kapan kau bersatu denganNya?)

“Kalau kau sibuk bertanya saja
Kapan kau mendengar jawaban!”

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

“a-S-a”

Aku akan berusaha menanam dan merawat “asa”

meski itu hanya tinggl sebesar biji sawi…

Mungkin kesbrn, ketelatenan, pula kepedulian jg smanGat,

akn mnjdknny tumbh dan berkembg dg segarnya…

Mencoba menerjang diantara keputus asaan

dan ketiada beranian untk menjdkn harapan2 yg nyata adanya..

Serta smanGat dlm jiwa..:)

Jepara, 15 September 2010 (Oleh: kangfu@d)

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

“si SAMSUL” teman baruku

hari ini matahari di kota ukir terasa begitu terik,,,, meluncur di atas roda dua yang semakin tua, yang tetap setia menemani langkahku,, mengingatkan aku pada si “BLACKi”, motor tua ku,, yang setia menemani awal-awal perjuanganku…terpapar kembali berjuta kenangan manis, motor tua yang entah mengapa,,,banyak kaum elit yang sudi mbonceng di sana..memilih duduk di belakangku walau berjuta kemewahan mengantri di depannya….. walau sa’at ini aQ msh tetap berjuang, memperjuangankan sesuatu yang patut untuk kuperjuangkan.

di bawah terik itu sesekali ku tengok jam tangan yang telah sedikit lusuh di tangan kiriku,,, jam 11.20 WIB, segera mungkin Q belokkan di masjid terdekat,,,

ada yang membuatku terkaget,,, seorang anak kecil bersandar di salah satu tiang masjid yang berdiri kokoh,, yang membuatku heran, terselip sebatang rokok di jari-jemarinya yang masih ranum, sambil sesekali meminum MIZONE di dekatnya,, inikan bulan puasa, protes dalam pikirku.

berjuta rasa penasaran berkecamuk dalam diriku,,, kuputuskan untuk bersapa langsung dengannya

setelah kutelisik,,,layaknya seorang detektif yang mengintrograsi tersangka…. ha…ha…ha.. ga’ gitu-gitu amat kaleee….

sambil sedikit bercanda kulemparkan beberapa pertanyaan…

ternyata namanya “SAMSUL” berasal dari sebuah daerah di Jawa Timur “Probolinggo”

lulusan SMP yang baru kemarin, yang harus berjuang melawan pahit, getirnya kehidupan

anak kecil yang berkeinginan melanjutkan belajarnya ke jenjang yang lebih tinggi,, tetapi harus rela mengekang keinginan itu karena alasan ekonomi, juga keluarga….

ia terpaksa ikut menopang kebutuhan keluarga,,, ayahnya memutuskan berpisah dengan ibunya…

tapak kecilnya,,, tetap tegar melangkah menjajakkan ember di setiap lorong-lorong desa dan kota

kadang iapun tetap berpuasa,,, tp hari ini ia tidak sanggup menahan dahaga di bawah terik mentari hari ini

dapat pula ku bayangkan,,, seorang anak yang seharusnya masih belajar dan bermain dengan sebayanya…

berjuang di bawah teriknya sang mentari….

pekik teriakannya membangunkan seluruh pelosok negeri…

ember,….ember..bu…. kulihat tumpukan ember yang menggunung di atas kepalanya, di belakang punggungnya pula di kedua tangannya

sa’at kutelisik lebih jauh,,, tentang bagaimana ia makan, dan bagaimana ia tidur,,, semakin teriris hatiku..

dik,, bagaimana makan dan tidurnya? jawaban lugu nan polos keluar dari rongga mulut ciutnya

“dari keuntungan jual ember ini mas,,,, kalo pas terjual banyak ya… makan,, kalo enggak ya terpaksa ngga’ makan,,, kalo tidur, biasanya di depan ruko-ruko di sebelah terminal”

apa dik Samsul punya keinginan untuk tetap sekolah dan sukses…. “jelaslah mas,, tapi harus bagaimana lagi”

Adzan Dhuhur pun telah menggema,,,,

kami segera mengambil air wudhu, sholat…. kemudian bersua kembali,,,

tetapi tidak lama,,, dan hanya sedikit nasehat yang aku selipkan di relung jiwanya,

SAMSUL……. tetaplah engkau tegar berjuang melawan kehidupan

jangan engkau putus asa,,, tetaplah beri’tikad dan bercita-cita

tetaplah engkau berpegang teguh di jalan-NYA

kawan baruku…. aku ingin bersua kembali denganmu,….

dengan keluguan dan kepolosan sa’at pertama kita bertemu

dengan kesuksesan di genggammu

(Jepara, Masjd “Baiturrohman” sukosono: 31/08/10) by: kangFu@d

21 September 2010 Posted by | Cerpen | 2 Komentar

23

23

tak terasa,,

Apalah artinya angka-angka ini bila setiap saat umur ku digerogoti waktu,

tidak terasa?

Bahkan, sering justru dengan suka ria kita menyambut dan merayakan bertambahnya usia,

seakan-akan kita tak paham bahwa setiap berulang tahun umur kita bertambah

padahal bertambah umur berarti sebaliknya: berkurangnya umur.

Bayi dan anak kecil seperti lebih sadar dari Aku yang tua ini

Pertambahan umur bagi mereka lebih bermakna.

Perubahan diri mereka seiring bertambahnya umur mereka, begitu jelas bisa dilihat.

Dari tengkurap, merangkak, misalnya, menjadi bisa berjalan;

dari tak bisa bicara, ngoceh tanpa makna, hingga lancar bicara;

dari kemlucu, kemeplak, hingga jemagar;

dari suka bermain-main hingga suka bersolek; dsb, dst.

Semuanya dapat jelas terlihat.

Bandingkan dengan kita, terutama aku yang tua ini.

Apa perubahan yang dapat aku perlihatkan…..

smoga aku dapat selalu berubah

menjadi lebih baik tentunya

Ridho dan Rahmatmu selalu ku harap sa’at milad ini,,,

sa’at nanti dan akan selalu ku harap

ku do’akan diriku sendiri

smoga sukses selalu dunia dan akhiratmu

smoga,smoga,,, dan smoga amin…amin,…amin

terima kasih buat smua,,,, 

Jepara, 30 Agustus 2010 by: kang Fu@d

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

2 mata, 2 tangan

dengar… ada yang aku rasa,,

kita seperti dua mata tak pernah berjumpa tapi selalu sejiwa,

menatap ke arah yang sama walau tak berjumpa,

bergerak bersama walau tak berjumpa mencari pandangan yang dihalalkan menghindar dari yang diharamkan

menangis meneteskan air mata bersama walau tak berjumpa dalam kecewa, sedih, ataupun gembira duka dan bahagia,

terpejam bersama walau tak berjumpa memberi damai dan rehat

Ah……mungkn itu hanya rasaku saja, bukan rasanya……

tapi kadang kita perlu menjadi dua tangan berjumpa dalam sedekap shalat berjama’ah menghadap pada-NYA

Jepara, 30 Agustus 2010 oleh : kangfu@d

21 September 2010 Posted by | Goresan | 2 Komentar

Andai ini Ramadhan Terakhir

andai engkau tahu ini Ramadhan terakhir bagimu

pastilah engkau bersimpuh selalu mengingat nama-Nya

menyanyikan bait cinta kasih dan pujian-pujian untuk-Nya

andai engkau tahu ini Ramadhan terakhir bagimu

pastilah engkau mengingat-Nya setiap saat

engkau rapikan sholatmu menjadi ala waktiha

tidak seperti selama ini yang hanya fi waktiha

atau bahkan terlalu sering engkau lupakan sholatmu

pastilah menjadi sangat berkualitas khusu’, tawadhu’

sebagaimana seorang hamba saat memohon sesuatu kepada Tuannya

merenungi akan sumpah yang terus saja engkau ingkari ingatkah janjimu

bahwa sholatmu, ibadahmu, hidup dan matimu hanya engkau serahkan kepada-Nya

andai engkau tahu ini Ramadhan terakhir bagimu

pastilah rumahmu akan engkau hiasi dengan amal sholeh

engkau tak akan melepas sedetikpun tanpa melantunkan firman-firman-Nya

siang, malam senantiasa mengabdi pada-Nya

saat siang tiba, engkau singkap lebih banyak waktu di antara urusan duniamu

untuk menyatakn cintamu kepada-Nya saat malam tiba, qiyamu lail menjadi akrab bagimu

andai engkau tahu ini Ramadhan terakhir bagimu

pastilah engkau kenang kembali dosa-dosamu

durhaka kepada ayah bunda karena telah melupakan mereka

menangis karena tak sempat berziarah menabur doa untuk mereka

air mata membanjir dari matamu membasahi hatimu yang penuh dosa dan nista

andai engkau tahu ini Ramadhan terakhir bagimu

pastilah engkau akan bercucuran air mata mengharap, memohon untuk bertemu Ramadhan berikutnya

kenapa engkau masih saja seperti ini

apakah engkau yakin akan bertemu Ramadhan berikutnya

mungkin ini Ramadhan terakhir bagimu

perbaiki tingkahmu, perbaiki lakumu

tingkatkan sujudmu pada-NYA

rapatkan keningmu

Beningkan hatimu, Sucikan jiwamu

untuk menghadap-NYA

mungkin tiada lagi engkau jumpai Ramadhan-Ramadhan berikutnya

(Musthofa Misri/Gus Mus)

21 September 2010 Posted by | Syair M. Bisri (Gus Mus) | Tinggalkan komentar

Lorong2

Dunia….. sebenarnya, zaman apakah ini???
Disa’at mereka tertawa menikmati kekayaannya
ketika mereka selalu merasa kurang
atas apa yang telah berlimpah di sampingnya

di balik tembok itu mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri
mungkin mereka tiada pernah berpikir
akan adanya pertanggung jawaban atas apa yang ENGKAU amanatkan untuknya

kemudian aQ berjalan lagi,,,,, dan kutemukan sesuatu
di lorong-lorong itu aku melihat kekurangan, kemiskinan dan kelaparan

dari balik lorong itu aku melihat perjuangan untuk sesuap nasi esok hari
tapi dibalik lorong itu pula aku melihat Ketaatan kepada-MU, kerukunan, keharmonisan dan kepedulian
yang tak pernah kulihat di balik tembok itu 🙂

(Jepara, 24/07/10)by: kangFu@d

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Ma’af Q untukMu Ma’afkan aQ

Sungguh ada rasa bergejolak dalam jiwaku…

Resah,,, bimbang,,, gelisah,,, dan payah….

Q ta’ ingin membohongi…. Apalagi menyakiti.,
Berikanlah saya pribadi yang baik, agar saya tak membohongi sesama saya sendiri.
Q tidak ingin menyakiti orang lain…..

Tidak,,,, Aku tidak pernah membohonginya

mungkin aku hanya kalah dengan keadaan

keadaan yang mengharuskan raga di tempat ini,,,,
paadahal Hati,,,, Jiwa,,,, Pikiran,…. begitu ingin pergi ke sana

bersama dia
Dia yang masih samar bagiku,,,,,
Dia yang sudah berbuat begitu baik untukku,,,

Rabbi…….
Engkau….. Dia….
Ma’afkan aQ yang sudah berusaha namun tetap tiada berdaya

Kudus, 15/05/2010 (23:45) by : kangFu@d

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Nasehat buat ku “Perhiasan Terindah”

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya,

sebab keelokan paras dapat menyesatkan.

Jangan pula tertarik kepada kekayaannya

karena kekayaan dapat musnah.

Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum dan Iman dalam jiwanya,

karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.

dan Iman akan mengantarkan kepada kebenaran dan kebahagiaan.

Semoga aku menemukan orang seperti itu

اَلدُّ نْيَا هُوَ مَتَاعْ وَخَيْرُ مَتَاعُهَا اَلْمَرْعَةُ الصَّالِحَةِ

DUNIA ADALAH PERHIASAN
DAN PERHIASAN YANG PALING INDAH
DIALAH WANITA SHALEHAH

Oleh : Kang Fu@d

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar

Aku

Aku bukanlah Adam yang begitu setia pada Hawa dan Tuhan
Aku bukanlah Ibrahim, yang begitu yakin kepada Tuhan sehingga ikhlas menyembelih puteranya
Aku Tidaklah Isma’il yang begitu Ikhlas dan sabar menjlnkn perintah Tuhan
Aku bukanlah Yusuf si Rupawan yang begitu memegang teguh ajaran Tuhan
Aku bukanlah Isa yang begitu setia kepada Tuhan meski ia dianggap Tuhan

Apalagi dengan DIA (Muhammad SAW)….
Aku tiada apa apanya….
Ku baca,,,, semakin ku baca,,,,, Q pahami,,,, sehingga aQ semakin mengerti
aQ semakin malu pada diriQ sendiri…..

sa’at Q tahu kerendahan dirinya, aQ berfikir ternyata aQ seorang yang sangat sombong
ketika Q mengerti kedermawanannya… sekarang aQ tahu petapa Bakhilnya aQ
ketika Q memahami atas kepeduliannya terhadap sesama, aQ tersadar betapa Acuhnya aQ

sa’at Q belajar mengenai pekertimu, aQ melihat betapa congkaknya aQ
sa’at Q melihat betp manis & ramah wajahmu, aQ merasa betapa kecut wajahQ

kesabaranmu membuat aQ merasa sbg seorang yg pemarah
kesederhanaanmu membuat Q berfkr kalau aQ orang yang Takabbur
keikhlasanmu membuat aQ smkn sadar betapa besar rasa Ria dalam hatiQ slm ini

sekarang aQ baru mengerti,,,,, betapa hinanya aQ
tapi aQ takkan menyerah untuk dekat kepadamu
dengan segala,,,,,,
kekurangan-kekurangan…..
dan kesederhanaan yang ada padaku

(Kudus, Ahd, 18/04/10)

21 September 2010 Posted by | Goresan | Tinggalkan komentar